Rabu, 23 Februari 2011

MEMBANGUN BANGSA


BELAJAR DARI NEGERI TIRAI BAMBU 

Dunia saat ini dikejutkan oleh pembangunan republik Rakyat China yang luar biasa pesatnya. Padahal krisis di zona uero terus merambat ke eropa bahkan sampai amerika dan diperkirakan lebih parah daripada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi yang pesat tersebut, membuat iri berbagai negara. Dan telah menjadikan China sebagai negara no. 2 setelah amerika dalam jumlah Produk Domestik Brutonya (pada tahun 2010 menyalib Jepang). Dimana dalam tahun 2010 ini, Jepang mempunyai PDB sebesar 1,28 T dollar AS, sedangkan China mencapai 1,33 T dollar AS, yang mana sebelumnya China juga menyalip Jerman, Perancis dan Inggris. Jika pertumbuhan ekonomi negara – negara tetap seperti saat ini, kemungkinan pada tahun 2023, China akan menyalip Amerika.
Pembangunan di china tidak hanya dipusatkan dalam Kota Beijing dan shanghai semata.saat ini China mempunyai delapan kota raksasa dengan fasilitas yang lengkap yakni Beijing, shanghai, chengdu, Chongqing, Guangzhou, shenzhen, Tianjin dan Wuhan. Dipastikan tiap – tiap kota akan mempunyai penduduk hingga satu juga atau lebih.
Persoalan besar yang terjadi selama ini adalah korupsi. Dimana sebagai salah satu negara besar seharusnya korupsi sudah bukan masalah bagi China.  Namun Pemerintah China terus berkomitmen untuk membangun negara dan bangsa tanpa adanya Korupsi yang ditunjukan pada tahun 2010, China telah menghukum 113.000 pejabat yang melakukan korupsi.
Dari segi pertahanan keamanan, China sebagai negara yang tertutup dari negara lain, namun tetap dapat informasi dari negara lain ini mempunyai kekuatan yang tidak bisa ditebak. Namun dalam laporan 2010nya China semakin memperbaiki peralatan militer. Sehingga pertahanan keamanan di China semakin modern dengan mengandalkan Tehnologi, bukan semata jumlah pasukan yang besar. Kini China minimal di Asia fasifik mampu menjadi penyeimbang dari kekuatan Amerika. Sehingga di wilayah ini Amerika tidak bisa sewenang – wenang.
Simbol negara maju selain bangunan yang tampak juga, masalah penguasaan luar angkasa. Sampai saat ini baru tiga negara yang mampu mengirim warga negaranya keluar angkasa yakni uni soviet, Amereka dan China. Ini bukan semata kecanggihan tehnologi yang dimilikinya namun juga terkait dengan harga diri bangsa China.
Dalam berbagai hal China, selalu mempunyai duplikatnya, tidak hanya barang semata. Even – even mulai even kecantikkan dan Pemilihan putri China di seluruh dunia. Nobel perdamaian dan lain sebagainya. Sehingga China dapat dikatakan saat ini sebagai sebuah negara yang mampu berdiri sendiri tanpa perlu bantuan orang lain.

Konsepsi Beijing
            Dalam pola kenegaraan China mempunyai cara tersendiri untuk mengelola negaranya tersebut. Tidak menggunakan cara – cara orang lain sebagaimana negara – negara berkembang. Yang biasanya selalu menggunakan cara dari Amerika atau yang kita kenal dengan Konsepsi washington. Konsepsi Washington terdiri dari empat pilar utama yakni, Penghapusan Subsidi, peningkatan jumlah subjek dan objek pajak, privatisasi BUMN dan menyerahkan perdagangan pada pasar. Yang artinya negara dituntut hanya sebagai negara penjaga malam semata, negara hanya mengurusi persoalan keamanan dan ketertiban warga negaranya semata. Tanpa ikut serta melakukan pembangunan guna menuju suatu masyarakat yang sejahtera.
            Konsepsi Beijing sangat berbeda dengan konsepsi washington. Konsepsi Beijing dengan hanya memiliki satu partai politik yakni Partai Komunis China. Sehingga proses pengambilan keputusan yang dibuat, sehingga keputusan dapat dengan cepat dan segera dilaksanakan. Memang pemerintahan yang demikian bersifat diktaktor, namun pada prinsipnya apapun bentuk pemerintahan saat ini yang terpenting segera tercapai tujuannya yakni masyarakat yang adil dan makmur. Tanpa mempedulikan apakah pemerintahan tersebut diktator atau demokratis.
            Pembaruan pemikiran pada CC PKC , yang tidak sekedar komunis tapi juga bersifat kapitalis dengan melibatkan negara (kapitalis semu).  Telah menjadikan China sebagai negara dengan pembangunan dan pertumbuhan ekononomi yang palinggi dalam 3 tahun terakhir ini. Pelibatan negara dalam peningkatan kesejahteraan rakyatnya telah terbukti mampu dijalankan oleh Pemerintah China. Dan bagaimanapun paham komunis yang mengutamakan pemerataan tetap dijaganya. Kini angka kemiskinan China sebesar 34 juta jiwa atau sekitar 3 % dari jumlah penduduknya.
            Pengurangan kemiskinan tersebut, semakin jelas menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara China diimbangi dengan pemerataan hasil – hasil pembangunan. Pembangunan tidak sekedar dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat China dan dapat menimbulkan ketimpangan sosial. Meskipuun demokrasi untuk sebagian besar masyarakat dunia China belum menempatkan dengan sepenuh hati. Namun China  mampu menempatkan kepribadiannya untuk membangun negara.


Kepribadian Bangsa China
Sejak zaman pra sejarah, negeri China dikenal mempunyai tingkat peradapan yang tinggi dan menjadi salah satu pusat peradapan dunia. Dan menjadi salah simbol peradapan dunia timur, selain India, Jepang dan Nusantara. Sehingga jika saat ini China sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia ini menjadi salah satu kekuatan besar memang merupakan hal luar biasa. Karena selama ini kita mengenal China sebagai negara yang tertutup dan diktator komunis sehingga (menurut banyak pengamat) akan sulit menjadi negara maju.
Namun ibarat dunia Eropa yang mengalami masa Renaisance maka China saat inipun juga mengalami hal sama. Namun mungkin proses kembali keajaran masa lalu tersebut yang berbeda. Dimana China baru kembali menggunakan ajaran nenek moyangnya dalam hukum positif negaranya dan semangat warga negaranya terjadi setelah dalam ranah ekonominya kuat. Kebalikan dengan barat yang mengalami renaisance dulu baru menjadi negara maju.
Kini kesadaran pimpinan PKC untuk menggunakan tradisi China yang selama revolusi di China ditinggalkan mulai ada. Dimana semangat Confusius dan Tao menjadi dua hal yang menjadi pondasi budaya China. Sebagaimana kita ketahui bersama kultur masyarakat China yang sebenarnya tidak mengenal agama, mempunyai aturan tentang kesusilaan, kemanusiaan dan keselaran dalam dua ajaran tersebut.
Membangunkan kebudayaan sendiri dalam mengatur rumah tangganya tentunya merupakan hal yang diperlukan untuk membangun setiap bangsa di dunia. Sebagai wujud kepribadian di Bidang Budaya dan dengan kebudayaan sendiri tentunya akan sesuai dengan pola pikir masyarakat yang ada. Sehingga pembangunan tidak berada di awan namun tetap berpijak di bumi menyentuh akar rumput.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari negeri tirai bambu tersebut banyak sekali, baik budaya yang digunakan merupakan budayanya sendiri maupun penegakkan hukum/keadilan tanpa pandang bulu. Kalau memang begitu, masihkah kita menggunakan Konsepsi Washington dalam membangun negara ini atau kembali pada kultur kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar