Senin, 05 September 2011

SEJARAH MANUSIA MENGENAL TUHAN


Kuliah Pancasila oleh Bung Karno
Sila Pertama bagian ketiga




Sejarah manusia entah yang benar manusia itu berawal dari kera sebagaimana teori Darwin ataukah seperti yang ada dalam kewahyuan yang berawal dari Adam dan Hawa. Namun dalam sejarah, manusia mengalami beberapa tahapan perkembangan sosiologis kehidupannya. Dimana pada masa awalnya manusia mengalami yang dinamakan sebagai jaman berburu dan meramu. Bukan dengan perlengkapan yang seperti sekarang, namun menggunakan kayu dan batu sebagai alat bantunya. Cara mempertahankan hidup ini penting sekali dipelajari karena menyangkut pola pikirnya, dan gambaran terhadap ketuhanan. Dalam masa berburu dan meramu ini, manusia hidup dalam gua – gua, pohon – pohon besar.
Evolusi, perubahan itu datangnya pelan – pelan, datanglah tingkat yang kedua. Zaman berternak, manusia yang tadinya hanya berburu dan meramu, mencari ikan. Kemudian memunculkan ide untuk memelihara hasil tangkapan yang masih hidup. Lambat laun berternak digunakan sebagai bagian sumber kehidupannya. Dan menjadi suber yang pokok saat berburu tidak mendapatkan kepastian hasil.
Zaman ketiga, zaman pertanian. Dari makanan yang diberikan kepada ternak, dimana biji – bijiannya ternyata dapat hidup, tumbuh. Sehingga munculah pemikiran untuk melakukan budidaya dalam bidang pertanian. Dimana didekat tempat ternak tersebut terdapat jagung yang berasal dari biji jagung. Kemudia pagi tumbuh liar di rawa – rawa sehingga ttimbul pemikiran untuk melakukan pertanian. Sebelumnya manusia jika membutuhkan buah – buahan selalu mengambil dari hutan.
Kemudian manusia mengalami zaman manufaktur atau zaman kerajinan. zaman untuk membuat alat – alat, membuat gerobak, membuat cangkul, membuat pedang dan lain – lain. Ada sekelompok orang yang pekerjaannya hanya membuat alat untuk kemudian ditukar dengan hasil pertanian dan peternakan guna mempertanahankan kehidupannya.
Bahwa peri Kehidupan manusialah yang mempengaruhi pola pikir manusia bukan sebaliknya. Sehingga keadaan tersebut sangat mempengaruhi pemikiran manusia termasuk dalam hal penyembahan, penggambaran Tuhan. Dalam masa berburu dan meramu, manusia yang tinggal di goa – goa, tinggal dipohon – pohon. Untuk keamanannya dari petir, hujan, sengatan matahari. Sehingga dalam menggambarkan Tuhan yang muncul ialah Tuhan Petir, Tuhan Pohon, Tuhan batu – Batu Besar, Tuhan Matahari. Tuhan – tuhan yang ada dialam ini. Tuhan Patir ini berlaku universal, seperti di wilayah Skandinavia, disana kita mengenal dengan sebuat King Thor, yang sama dengan kita disini sebagai Guntur.
Kemudian manusia mengalami masa berternak, manusia sangat tergantung kehidupannya dari hasil – hasil peternakan. Dan menganggap penyembahan terhadap batu – batu besar itu keliru, yang benar ialah menyembah binatang hasil ternaknya. Di beberapa wilayah di Indonesia kita mengenal beberapa suku yang menyucikan hewan – hewan. Di India samapai sekarangpun kita masih mengenal Lembu sebagai hewan yang suci.
Masa Bertani, dalam masa ini gambaran Tuhan sudah mulai gaib namun masih berbentuk. Dimana kesuburan tanah didunia ini selalu dihubungkan dengan kebedaan dewi – dewi. Sehingga dikenallah dewi Sri, Dewi saptahachi, dewi Laksmi. Yang di tanah China kita mengenal dewi kuan Im yang selalu membawa padi sebagai dewi kesuburan. Di Yunani, bahkan diadakkan pemilihan putri kecantikan oleh kalangan agamawan sebagai simbol kesuburan dan kecantikan. Kita samapai saat ini masih bisa menemukan patung dewi Aphrodite,  sebagai dewi kesuburan.
Dalam alam manufaktur atau kerajinan manusia yang mengandalkan kecerdasan otaknya dalam membuat sesuatu alat. Yang berawal dari angan – angan otak, sehingga mengahasilakn Tuhan yang gaib dan tidak berwujud. Disinilah manusia untuk pertama kalinya sudah tidak lagi menggambarkan bentuk – bentuk Tuhannya.
Seiring waktu manusia, mampu menerjemahkan segala hal yang dulu diluar batas pemikirannya, mampu menjelaskan sebab akibat suatu peristiwa, sehingga tidak lagi menganggap keberadaan Tuhan  itu sendiri dan mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, atheis.
Kemajuan zaman sehingga manusia mampu membuat Petir, mampu membuat hewan, robot dan lain – lain itu. Menjadikan manusia menganggap Tuhan itu yang manusia itu sendiri.
Jika samapai saat ini masih ada orang yang menyembah Batu, Pohon, Hewan, ataupun dewi – dewi yang tersebut diatas selain kepercayaan resmi yang diakui oleh pemerintah kita. Tidak lain dan tidak bukan merupakan sisa – sia yang mampu diwariskan oleh generasi dari zaman – zaman tersebut. Ini juga tidak dimaksudkan memberikan pembenaran atas – penyembahan – penyembahan, namun lebih sebagai analisa bagaimana manusia itu menggambarkan keberadaan Tuhan menurut zaman – zamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar