Kamis, 11 Agustus 2011

KRISIS AMERIKA


Krisis ekonomi yang menimpa Amerika yang dimulai tahun 2008. Dimana saat itu Pemerintah harus turun tangan untuk menalangi hutang lembaga lising/Finance yang memberikan kredit perumahan rakyat. Dimana masyarakat Amerika penerima kredit tidak mampu membayar sehingga banyak perusahaan Amerika yang rugi, dan menyebabkan goncangan krisis di negara tersebut.
Krisis Amerika terus berlanjut hingga kini, bahkan hampir dinyatakan sebagai Negara yang gagal bayar hutang, jika saja tidak ada kenaikan dalam pagu utang Amerika sebesar U$D 2,4 Trilyun. Meskipun dengan konsekuensi yang diberikan oleh Faksi Tea penghematan anggaran sebesar U$D 2,1 Trilyun selama 10 tahun ke depan. Dan tidak akan menaikkan pajak.
Lembaga pemberi peringkat utang negara – negara Standard & Poor’s (S&P) menurunkan status Amerika dari AAA menjadi AA+ pada hari kenaikan batas utang tersebut (2 Agustus 2011). Sebelumnya lembaga pemeringkat yang berbasis di China Dagong Global Credit Rating (DGCR) sudah menurunkan status kemampuan membayar utang Amerika.
Saat ini pagu hutang Amerika sebesar U$D 16,7 Trilyun dari sebelumnya U$D 14,3 Trilyun, dengan Produk domestik Bruto sebesar  U$D 14,8 Trilyun. Artinya pagu utang amerika lebih besar dibandingkan dengan Produk Domestik Brotu. Padahal hutang yang aman menurut S&P maksimal 60% dari PDB suatu negara.
Sementara zona Euro mengalamai krisis sejak setahun terakitr yang dimulai dari krisis negara Yunani, disusul Spanyol, Italia. Kekuatan Zona Euro kini tinggal di negara Jerman dan Perancis. Kedua negara ini bersama inggris diharapkan mampu menolong negara zona Euro yang berkena krisis. Namun kenyataanya Inggris justru terkena kerusuhan sosial yang semakin meluas.
Hampir semua negara Zona Euro sekarang ini, pagu hutang luar negerinya diatas 60% dari total PDB, yang merupakan titik aman. Bahkan beberapa negara di zona ini dikwatirkan akan menjadi negara gagal bayar utang.
Sementara itu, negara – negara yang saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi paling cepat antara lain Brasil, China, India, Rusia terus mengalami kemajuan dan menyelamatkan dunia dari krisis yang disebabkan oleh penganut liberalisme ini. Pertumbuhan ekonomi negara – negara tersebut telah menyelamatkan dunia dari pertumbuhan ekonomi yang minus
Perubahan investasi di negara Amerika dan Eropalah penyebab utama krisis tersebut. Dimana Amerika dan Eropa sebagian besar investasi masuk dalam ranah keuangan dengan meninggalkan industri yang justru merupakan sektor riil. Bursa saham dan jualan kertas berharaga menjadi tren di Eropa dan Amerika. Sehingga ekonomi riil dimasyarakat tidak pernah tersentuh sama sekali. Sehingga terjadi ekonomi gelembung sabun.
Sementara negara – negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa, menginvestasikan dananya kepada sektor – sektor riil seperti pertanian dan industri. Yang mana ini menyerap sekian juta tenaga kerja dan mengurangi pengangguran dan terjadinya pemerataan pembangunan.
Selain hobi utang sebagai solusi pembangunan dan pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di negara Eropa dan Amerika sehingga hutang terus menumpuk dan tidak dapat dibayar. Saat hutang tidak dapat dibayar maka solusinya hanya dengan hutang lagi yang lebih besar untuk membayar hutang beserta bunganya. Sehingga, semakin tahun hutang suat negara semakin besar dan negara dapat mengalami gagal bayar utang.
....................................
Krisis Eropa dan Amerika merupakan tanda – tanda kegagalan sistem Kapitalis liberal yang dijadikan oleh negara – negara ini dalam menjalankan roda pemerintahan baik diranah politik maupun ekonomi. Kegagalan ini harus menjadi suri tauladan bagi bangsa yang kita yang berdasarkan Pancasila secara de jure, namun secara de facto menjalankan prinsip – prinsip liberalisme di segala sendi kehidupan.
Bahwa krisis seperti yang dialami oleh Amerika dan Eropa saat ini selalu menanti dan mengintai semua negara yang menggunakan utang sebagai basis pembangunan dan kapitalisme liberal sebagai peta pembangunan negara.
...................................
Keberhasilan Negara Republik Rakyat China yang menggabungkan antara Komunisme diranah politik dan kapitalisme diranah ekonomi, bukanlah penggabungan keduanya yang diambil dengan tanpa memperhatikan kebudayaan yang muncul di masyarakat China dan kesadaran pemimpin – pemimpin China.
Dan perlu diketahui juga bahwa sistem politik Komunisme juga mempengaruhi sistem ekonominya suat negara dan sebaliknya sistem ekonomi yang kapitalistik juga sangat berpengaruh pada sistem politik. Keduanya tidak dapat dilepaskan sendiri – sendiri, artinya tidak mungkin adanya pencangkokan yang mengambil sistem politik komunisme dan sistem ekonomi kapitalis yang serta – merta menjadi satu.
Penulis lebih sepakat jika saat ini Republik Rakyat China, sedang bergeser dari Ideologi Komunisme menuju Neopopulis. Dimana hak kepemilikan dan berusaha warga negara diakui, namun dibatasi dengan kepentingan yang lebih besar yakni bisa masyarakat negara maupun bangsa. Dan dengan sistem negara yang masih kuat, hasil produksi negara China dibeli oleh negara dan negara yang memasarkan.
Sedangkan ekonomi disusun diatas lapangan/sektor riil seperti industri, pertanian dan lain – lain. Yang dapat menyerap tenaga kerja banyak sehingga kemakmuran dapat dinikmati secara bersama – sama. Semua masyarakat produktif, sementara negara menjamin kebutuhan dasar dari warga negara.

-------------------------
Kedua Contoh diatas merupakan cerminan kedua negara yang saat ini sedang berebut pengaruh di dunia di semua bidang.  Keduanya membangun negara dengan ideologi yang saling bertentangan, liberal dan Komunisme. Tentunya, dalam perkebangan kedua ideologi ini menyesuaikan zaman. Kapitalisme (liberal) mulai mengenal Corporate Social Responsibility dan pola kemitraan yang di dalam teori liberal kapitalisme ortodoks tidak dikenal. Sementara Komunisme mulai memberikan ruang kepada warga negaranya untuk berusaha sendiri.
..............................
Indonesia ada di mana ? sebagai negara yang menggunakan falsafah Pancasila sebagai segala sumber hukum sudah seharusnya Indonesia konsisten dan konsekuen menggunakan Pancasila sebagai dasar pembangunan baik dalam politik maupun ekonomi. Namun bukan berarti Pancasila yang kaku, namun juga menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Tidak hanya menyesuaikan dengan pasar saja, tapi juga menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih hidup kekurangan ditengah – tengah lahan yang kaya.
Pelibatan masyarakat mulai dari proses penyusunan kebijakan hingga evaluasi perlu dilakukan. Semangat kekeluargaan dan Gotong Royong harus kembali ditumbuhkan sebagai dasar/modal sosial pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur sebagaimana cita – cita pendiri bangsa. Karena dengan adanya gotong royong diantara masyarakat Indonesia akan menjadikan biaya pembangunan baik materi maupun non materi menjadi lebih murah.
Semangat Pancasila yang dijiwai oleh perasan jiwa Pancasila (Gotong royong) lah yang saat ini perlu kita bangun bersama, ditengah kondisi bangsa yang carut marut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar