Sabtu, 16 April 2011

KULIAH PANCASILA

Tulisan ini adalah ringkasan dari kuliah Pancasila yang berikan oleh Bung Karno di Istana Negara dan beberapa tempat lain. Tulisan akan diterbitkan dari pendahuluan sampai selesai pasal lima Pancasila secara bersambung lewat beberapa edisi dari Buletin Trisakti ini.

pendahuluan

Pancasila selain sebagai falsafah(weltanschauung) dan Dasar Negar Republik Indonesia juga merupakan alat pemersatu. Alat pemersatu dimana Negara Republik Indonesia diletakkan dan juga alat pemersatu dalam perjuangan melawan imperialisme.
Perjuangan suatu bangsa dalam mencapai kemerdekaannya mempunyai cara,corak,sifat dan karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh keadaan obyektif yang memang berbeda. Cara berjuangnya bangsa Indonesia melawan imperialism Belanda akan berbeda dengan cara berjuangnya bangsa Amerika dan India dari jajahan Inggris, atau berbeda dengan cara bangsa Rusia dalam menggugurkan kapitalisme.
Corak imperialisme satu bangsa tergantung pada seberapa besar sumberdaya alam(Grondstoffen) sebagai basis kapitalisme yang dimilikinya. Amerika dikatakan sebagai kapitalisme royal/liberal karena basis gronstoffennya yang kaya, basis grondstoffen Inggris dibawah Amerika, sehingga imperialism Inggris bercorak semi liberal/setengah royal. Imperialism Belanda bercorak semi ortodok dan imperialism Spanyol dan portugis sangat ortodok karena keduanya miskin akan Grondstoffen. Yang liberal pada praktek imperialisasinya lebih lunak dibanding imperialisme ortodok yang sangat menindas rakyat yang dikolonisir. pada saat Filipina dijajah spanyol mereka sangat tertindas dan tidak mendapatkan fasilitas pendidikan, berbeda kondisinya dengan saat mereka dijajah Amerika, Amerika lekas mendirikan sekolah-sekolah sehingga dalam tempo tidak ada 50 tahun Filipina bisa merdeka walaupun tetap dalam intervensi dan injeksi Amerika.
Kapitalisme di Inggris muncul paling awal dan tidak membutuhkan bantuan sumberdaya alam dari Negara lain karena basis Grondstoffen(biji besi dan batubara) yang cukup, Bahkan mereka mengalami overproductie. sehingga akibat dari overproductie mereka harus mencari pasar diluar negeri dan pilihannya salah satunya adalah India yang berpenduduk 230 juta jiwa. Dan inilah awal dari imperialisme.
Awal imperialism Inggris di India diawali dengan pendirian sekolah-sekolah bahkan universitas. Hal ini supaya masyarakat berkembang maju dan mempunyai koopwil(kemauan membeli) dan koopkracht(kemampuan membeli). Dengan demikian barang-barang yang dibawa dari Inggris ke negeri jajahan bisa terbeli.
Akan tetapi, pada saat itu di India sudah terdapat kelas menengah(Borjuis) yang sedang berkembang yang merupakan pengusaha-pengusaha kaya. Dengan datangnya handles-imperialisme Inggris telah mengancam eksistensi dan pasar mereka. Mereka merasa disaingi dalam perdagangannya sehingga perolehan laba menjadi sangat kecil. Mereka inilah yang dengan menunggangi rakyat kemudian membuat gerakan untuk menentang imperialism Inggris itu dan membentuk Indian National Congress tahun 1885 yang disokong oleh kaum capital(milyader local) misalnya Tata seorang pengusaha besi yang mempunyai pabrik di Jansitpur.
Dalam gerakan perjuangannya menentang imperialism dalam hal ekonomi bangsa India mempunyai semboyan “Swadesi” yang artinya ‘dari desa sendiri, dari negeri sendiri’, memproduksi dan mengkonsumsi kebutuhan sendiri serta menolak dan mengharamkan(boycott action) segala produk yang diimport dari barat(Inggris). Lebih jauh lagi mereka menolak kemodernan, sebagaimana Gandhi yang memberi falsafah anti mesin kepada rakyat India. Gandhi mengatakan bahwa mesin adalah bikinan setan(Devilswork).
Dalam bidang politiknya, Gandhi dalam perjuangannya melawan imperialis mengajarkan “Satyagraha” yang lahir dari falsafah “Ahimsa” atau ‘anti kekerasan’ baik kekerasan fisik maupun batin. ‘Satyagraha’ artinya setia kepada kebenaran, menolak bekerjasama dalam hal apapun dengan fihak yang salah(Inggris), rakyat India menolak menjadi hakim, guru, buruh Inggris dan lain sebagainya. Mereka juga rela dipukuli dan disiksa dengan tanpa membalas karena Satyagraha menolak untuk berbuat kekerasan. Dus Non-Cooperation.
Demikianlah awal perjuangannya bangsa India, dimotori oleh kaum menengah(borjuis) yang merasa mendapat saingan dan pukulan hebat dari import handles imperialism Inggris dengan memanfaatkan kekuatan rakyat supaya menolak apa yang dating dari barat(Inggris). Swadesi dan Satyagraha akhirnya berhasil, Inggris kuwalahan dan pada tahun 1947 India diberi kemerdekaan Dominion-Status, dan pada tanggal 26 Januari tahun 1950 oleh rakyat India Dominion Status diganti Republik India. (BERSAMBUNG EDISI BERIKUTNYA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar