Senin, 11 April 2011

SAATNYA BERGERAK DIMASYARAKAT


Kondisi sosial masyarakat yang semakin jauh dari jiwa gotong – royong merupakan awal dari keruntuhan sosial. Karena dalam jiwa Gotong royong terletak semangat komunal, kebersamaan, keiklasan dan pengendapkan egoisme. Dan dengan gotong royonglah beban pembangunan masyarakat akan terasa mudah untuk diatasi.
Karena masyarakat akan memberikan sesuatu yang dia punya untuk pembangunan. Tentunya mereka mempunyai ukuran sendiri, apa – apa yang perlu dan pantas untuk disumbangkan dalam tiap pembangunan di masyarakat. Dengan begitu dalam gotong – royong tidak akan membebani anggota masyarakat.  
Kehancuran modal sosial pembangunan harus segera dicegah untuk membangun masyarakat lebih baik lagi. Gotong royong telah membuktikan mampu membawa masyarakat lebih baik dengan bertumpu pada kekuatannya sendiri, dengan kepercayaannya sendiri, tanpa ketergantungan pada pihak lain, meskipun bukan berarti tidak mau bekerjasama dengan pihak lain.
Pencegahan kehancuran modal sosial masyarakat ini merupakan tanggungjawab semua elemennya dan tentunya pemerintah sebagai pengemban amanat konstitusi. Kerja – kerja dimasyarakat harus segera dilakukan sebelum jiwa gotong royong tersebut menghilang dari jiwa bangsa Indonesia.
---------
Harus diakui bahwa perubahan sosial selama ini sangat dipengaruhi oleh kelas menengah di masyarakat tersebut. Karena kelas menengah mengetahui kondisi masyarakat dan juga kondisi/kebijakan negara untuk membangun masyarakat. Pengetahuan inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh gerakan kelas menengah untuk perubahan masyarakat.
Pola gerakan kelas menengah yang terjadi saat ini, telah mengalami  perubahan pola yang sangat berbeda dengan masa – masa lalu. Kelas menengah sebagai agen perubahan dimanapun berada, lebih banyak melakukan gerakan advokasi kebijakan atau yang penulis sebut sebagai gerakan keatas. Memang harus diakui bahwa kebijakan akan dapat merubah masyarakat. Namun pola ini juga harus diimbangi dengan pengkondisian masyarakat dalam rangka perubahan masyarakat menjadi lebih baik.
Sejarah mencatat bahwa gerakan yang dimotori oleh kelas menengah tetap saja akan membutuhkan kelas menengah kebawah untuk merubah kondisi kebangsaan secara lebih besar. Pelibatan masyarakat bawah sebagai martil gerakan maupun perubahan secara nyata sangat diperlukan. Bukan berarti dengan mengorbankan kelas menengah kebawah.
Kelas menengah harus turun langsung kebasis – basis gerakan (rakyat). Membangun semua sistem masyarakat yang telah rusak karena demokrasi langsung, baik budaya, ekonomi, sosial maupun politiknya. Karena semua sistem tersebut saling terkait satu sama lainnya.
Perubahan  atau penambahan pola gerakan harus dilakukan. Mengkondisikan masyarakat saja tanpa ikut mempengaruhi kebijakan juga akan terjadi kekurangan. Namun harus diakui bahwa hasil perjuangan akan lebih nyata jika turun langsung ke masyarakat, berjuang bersama dengan masyarakat demi perubahan.
Apatisme masyarakat terhadap kondisi kenegaraan dan kebangsaan telah menjadikan dirinya termarjinalkan dalam ekonomi dan politik diwilayahnya. Meskipun ada lembaga perwakilan namun tidak ada keterwakilan disana, ada lembaga peradilan tapi tidak ada keadilan, banyak lembaga keamanan tanpa memberikan keamanan.
Sehingga masyarakat menganggap bahwa momentum politik merupakan momentum untuk melakukan jual – beli suara (transaksi politik) semata. Perubahan struktur perwakilan yang banyak menjanjikan tentang perubahan sosial yakni keadilan dan kesejahteraan telah banyak dikhianati oleh mereka yang menjadi wakil rakyat. Justru mereka mendapatkan keuntungan berupa pembangunan monumen pribadi dan lingkarannya.
---------
                Sehingga gerakan perubahan yang hanya keatas dan mempengaruhi kebijakan publik tanpa turun kemasyarakat untuk menyadarkan kondisi kenegaraan dan kebangsaannya, tidak akan banyak merubah kondisi masyarakat. Namun penyadaran masyarakat akan kurang bermakna ditengah – tengah kelaparan yang penderitanya. Kita tidak bisa berbicara mengenai demokrasi sementara  sebagian besar masyarakat masih lapar.
                Kalangan kelas menengah yang peduli akan gerakan masa harus juga berbicara tentang ekonomi. Membangun sentra – sentra ekonomi yang dibutuhkan masyarakat dengan berbasis pada kepemilikan saham oleh masyarakat. Sehingga tercipta kemandirian komunal, tanpa harus mengorbankan kerjasama dengan pihak lain.
                Gerakan ekonomi ini sangat penting mengingat kondisi masyarakat yang secara ekonomi terus kekurangan dan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya semakin naik. Pemberdayaan ekonomi, baik menyediakan bahan baku produksi maupun dalam rangka menyedikan permodalan yang dibutuhkan dan pelatihan ekonomi dengan basis kemandirian.
                Berbicara mengenai modal, seringkali kita terjebak dengan bantuan baik dari Perbankan, negara maupun dari CSR perusahaan – perusahaan besar. Hal ini tidak ditolak, tetap pembinaan pengelolaan lah yang harus didahulukan. Sehingga gerakan ekonomi tidak gagap saat mendapatkan cukuran dana yang besar dari pihak lain.
                Kemandirian, pengumpulan modal dari komunitas masyarakat itulah yang lebih penting, karena gerakan ekonomi masyarakat akan menjadi lebih baik dan mandiri. Dari kemandiriannya inilah akan mampu menciptakan kedaulatan dalam pengambilan keputusan saat mementum politik. Dan mampu mempengaruhi advokasi kebijakan yang ada.
                Atau dengan kata lain, kelas menengah Indonesia saat ini harus melakukan kerja – kerja nyata dimasyarakat secara langsung dengan hidup bersama mereka. Dalam bidang ekonomi, politik, budaya dan sosial atau dalam bahasa Tan Malaka gerakan Politik Ekonomi (GERPOLEK). Kerja – kerja nyata inilah yang diperlukan oleh kelas menengah Indonesia saat ini.
                Mengembalikan jiwa gotong – royong dalam masyarakat sebagai modal pembangunan, merupakan kekuatan dasar menuju masyarakat adil dan makmur.
Ayo balik ke gubuk – gubuk Marhaen . . . ! ! !
Berjuang bersama dengan Marhaen . . . ! ! !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar